Selamat Datang! Di Cafebahasa dan Opini-Bambang Setiawan-Blog Informasi dan Kumpulan Opini-Jangan lupa isikan Komentar Anda demi perbaikan ke depan-Kirim artikel anda untuk diposting-bbg_cla@yahoo.com

Selasa, 31 Juli 2012

Cipta Sastra Galur Tulang


Kreativitas Cipta Sastra “Galur Tulang”
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd

“Tapak perjalanan kata yang saling berjalinan satu sama lain”, tidak bisa dianggap remeh. Inilah embrio kecil yang sangat misterius menghantarkan proses kreatif dalam kumpulan “Galur Tulang” yang ditulis oleh EM Yogiswara. Dorongan merangkai kata dan mengawinkan dalam ikatan sajak memerlukan imaji, penginderaan, dan inspirasi konkret. “Karena sajak dan tulang diyakini memiliki kekuatan tersendiri, maka ia pun kukawinkan dalam ikatan sajak (EM Yogiswara, 2012:i)”, merupakan sensasional dan sebuah kekuatan untuk membangun kreativitas cipta sastra.
Bobot perjalanan kata yang dihadirkan dalam himpunan sajak EM Yogiswara berjudul Galur Tulang dapat dimanfaatkan secara konsumsi dan intelektual, walaupun cara mengawinkan kata “sajak dan tulang” dalam tulisan

Estetika Puisi Mata Air Surga


MEMBURU ESTETIKA LEWAT PUISI MATA AIR SURGA
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd

“Puisi, sesungguhnya bukanlah sekadar ekspresi kreatif yang menyampaikan suara hati”, (Taufik Ismail:2006). Puisi juga tidak semata-mata berurusan dengan kreativitas yang hanya menawarkan estetika, namun mencipta puisi dengan sudut pandang yang luas akan memunculkan estetika yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa puisi yang ditulis oleh Aulia Murti.
Buku kumpulan puisi anak  yang berjudul Mata Air Surga merupakan kumpulan puisi yang ditulis Aulia Murti. Setelah membaca puisi-puisi dalam kumpulan Air Mata Surga, Aulia Murti mengungkap peristiwa sebagai ungkapan rasa yang terpendam, dan beberapa puisinya cenderung  mengangkat kondisi kehidupan yang aktual yang saat ini berhubungan dengan  kehidupan dan kecintaan anak-anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Auli Murti mengungkapkan bahasa puisi dengan bahasa yang terang, apa adanya penuh dengan kejujuran.

Kamis, 05 Juli 2012

Pendidikan Karakter Usia Remaja

PENDIDIKAN KARAKATER  DIUSIA REMAJA
Oleh: Rafael Raya, S.S

Banyak pendapat yang menyatakan bahwa masa remaja adalah masa peralihan. Masa peralihan anak-anak ke masa remaja. Pada masa ini, remaja akan mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan emosional. Masa duduk dibangku sekolah menengah merupakan masa remaja. Umumnya masa ini dialami pada anak berusia 13 sampai 18 tahun. Ada yang menyatakan bahwa masa seusia ini merupakan masa yang sulit. Mengapa? Karena pada masa peralihan ini (masa anak-anak dan masa dewasa belum mempunyai identitas yang jelas, kabur).

Pendidikan Alternatif

PENDIDIKAN ALTERNATIF :
JAWABAN BAGI WARGA RENTAN DI DALAM DAN DI SEKITAR KAWASAN HUTAN
Oleh: Umi Syamsiatun

Melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, Negara telah memberikan jaminan kesamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga Negara tanpa dibatasi oleh wilayan administrasi, teritori, agama, suku bangsa dan budaya. Jaminan terhadap hak dan kewajiban setiap warga Negara dalam segala bidang telah diatur secara jelas dan tegas dalam pasal-pasal dan ayat ayat yang terkandung didalam batang tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Garudaku Terbang Terseok-Seok

GARUDAKU TERBANG TERSEOK – SEOK
OLEH: RINI EKO SUMARWANTI, SP.d
   
    Historia Magistra Vitae  ( Sejarah adalah guru kehidupan ). Pepatah Latin tersebut diatas amat tepat untuk setiap manusia yang berusaha berbuat bijak. Pelajaran dan pengajaran tidak harus didapat oleh diri sendiri tetapi bisa melalui orang lain, tidak harus masa kini tetapi bisa pada masa lalu.
    Sejarah mencatat, di Indonesia pernah berdiri Kerajaan Kalingga (Holing) yang terkenal akan kejujurannya sampai ke Mancanegara. Catatan pengelana Cina dari Dinasti Tang menyebutkan, bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang Ratu yang bernama Sima. Pemerintahan berjalan amat tertib. Hukum dijalankan dengan tegas tanpa pandang bulu. Rakyat Kalingga (Holing) amat jujur. Barang  yang terjatuh dimanapun meski di tengah pasar, tidak akan hilang, walaupun barang itu telah berhari-hari. Hal ini

Pursuit of Motivasion

Pursuit of motivation
Oleh: Fithriani AD

Permasalahan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris di sekolah yang berada dipedesaan merupakan hal yang sudah sering didiskusikan. Namun hingga saat ini masalah tersebut belum sepenuhnya terpecahkan meskipun ada banyak metode atau trik dalam meningkatkan motivasi siswa agar mereka bisa menguasai pelajaranbahasa Inggris, setidaknya secara pasif atau paling minimal punya keinginan dan passion untuk merambah bahasa asing tersebut. Hal ini penting untuk dipertimbangkan mengingat Bahasa Inggris dari dahulu sudah merupakan bahasa Internasional, banyak kosakata baru dalam kehidupan sehari-hari saat ini diambil dari bahasa Inggris. Tanpa mengenyampingkan bahasa Indonesia sedikitpun sudah saatnya kita

Mendongeng Merupakan Metode Efektif

MENDONGENG MERUPAKAN METODE EFEKTIF DALAM MELAKUKAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI USIA DINI DI PROVINSI JAMBI

Oleh: Erwin Ary Wibowo, S.Pd

Sekolah adalah salah satu institusi sosial yang didirikan oleh masyarakat untuk melaksanakan tugas-tugas pendidikan kepada generasi muda. Dalam konteks ini pendidikan dimaknai sebagai proses untuk memanusiakan manusia untuk menuju kepada kemanusiaannya yang berupa pendewasaan diri. Melalui pendidikan disemaikan pola pikir, nilai-nilai, dan norma-norma masyarakat dan selanjutnya ditransformasikan dari generasi ke generasi untuk menjamin keberlangsungan hidup sebuah masyarakat.
Dalam fungsi tersebut, pencegahan periaku koruspi menemukan konteksnya. Korupsi merupakan salah satu patologi sosial yang dalam jangka panjang bukan saja merugikan secara ekonomis, namun dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan kehancuran spiritual. Oleh karena

Pendidikan Anti Korupsi Bagi Generasi Penerus

PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI BAGI GENERASI PENERUS DARI SEBUAH NEGARA DENGAN JULUKAN “ THE ENVELOPE COUNTRY”
Oleh :MULYANI

Indonesia memiliki indeks persepsi korupsi 8,32 pada tahun 2009 dan 9,10 pada tahun 2010, serta menempatkannya sebagai negara terkorup di Asia yang berada di bawah Vietnam dan Filipina (versi Political and Economic Risk Consultantcy Ltd (PERC)). Sedangkan versi Transparency International (TI) indeks persepsi korupsi Indonesia berada pada angka 2,8 dengan rangking 110 dari 178 negara pada tahun 2009 dan angka 2,8 dengan rangking 110 dari 180 negara terkorup pada tahun 2010. (sumber:Republika.co.id, Senin, 12 September 2011, 20:22 WIB). Koran Singapura, The Strait Time pernah menjuluki Indonesia sebagai the envelope country karena di negara kita segala sesuatu bisa dibeli, baik itu para penegak hukum seperti hakim, jaksa, polisi, maupun para birokrat , petugas pajak atau yang lain. Intinya semua hal bisa lancar bila ada “amplop”.

Mendidik Dengan Hati

MENDIDIK DENGAN HATI
(Seni Mendidik Yang Kian Terlupakan)
Oleh : Tasnim, S.Pd

Miris memang, ketika kita menyaksikan dilayar kaca atau membaca media cetak selalu saja ada berita tentang terjadinya peristiwa yang menunjukan kebobrokan dunia pendidikan, misalnya tawuran antar pelajar, pelajar yang bolos dijam sekolah, atau pelajar yang tertangkap menggunakan narkotika. Pertanyaan yang sama sering muncul dibenak kita, ada apa dengan pelajar sekarang, apa dan siapa yang salah?. Terkadang muncul kegalauan ketika menyaksikan realita di lapangan dimana guru lebih banyak memberikan hukuman (Punishment) dibandingkan penghargaan (Reward) kepada siswa. Sehingga timbul kegelisahan saat menyaksikan para siswa berteriak girang begitu tahu bahwa gurunya tidak datang. Lagi-lagi muncul pertanyaan yang sama siapa yang salah ?.

Mencetak Pembelajaran

MENCETAK PEMBELAJAR TANPA BATAS
 Oleh: Yanti Budiyanti

Ujian Nasional SMA, SMP dan SD tahun 2012 telah berakhir, beberapa tes untuk seleksi masuk ke sekolah lanjutan favoritpun telah usai. Sebagian orangtua dan siswa  yang telah mendapat kursi di sekolah favoritnya bisa bernapas lega. Selesai sudah masa masa tegang belajar babak belur siang malam, pagi sore, untuk tahun ini. Selesai sudah masa les bimbel sampai malam hari, berdesak-desakan ikut mencoba beragam try out di GOR yang panas atau menambah pengayaan di kelas-kelas sekolah sampai sore hari. Walau angka yang keluar dari nilai Ujian Nasional tak pernah jelas, setidaknya beban belajar yang harus dipikul tahun ini sudah terangkat. Selesai sudah periode belajar di tingkatan sekolah ini. Kira kira seperti itulah gambaran sistem pendidikan nasional di negeri ini. Proses pembelajaran ditutup hanya dengan UJIAN NASIONAL.   
Lalu setelah itu apa?

Membentuk Karakter Anti Korupsi

MEMBENTUK KARAKTER ANTI KORUPSI SEJAK USIA SEKOLAH DASAR
Oleh: Romualdus Kaju S.Fil*

Hasil Ujian Nasional Tahun 2012 ini menimbulkan sesuatu yang menyesakkan bagi warga sebuah Sekolah Dasar Swasta di Kota Jambi ini. Salah seorang siswanya yang setiap hari mendapat nilai terendah, tiba-tiba menjadi juara 1, mengalahkan teman-temannya yang sudah terkenal pintar. Nilai rata-ratanya tertinggi di seluruh sekolah dan bahkan untuk pelajaran Matematika ia mendapat nilai sempurna 10,00. Sekejap, Kepala Sekolah dan para guru menjadi galau. Timbul pertanyaan, apakah siswa ini memang mengalami mukjizat pintar dalam sekejap, ataukah ada simpul-simpul sistem yang jebol oleh sikap kolusi, korupsi dan ketidakjujuran?

Maju dan Melangkah Bersama

MAJU DAN MELANGKAH BERSAMA DALAM PERBEDAAN
Oleh : Yuli Maryati,SE

Tanpa kita ketahui dan kita sadari, saat ini dalam tiap 88 kelahiran,salah satunya adalah bayi penyandang Autisme (berdasarkan sumber dari CDC Division of News and Electronic Media US,29 Maret 2012).Jumlah ini tidak termasuk bayi-bayi yang di lahirkan dengan membawa ‘kelainan-kelainan’ lain ,seperti Hyperaktif,ADHD,Learning Differences/Difficulties,Down Syndrome,dan sebagainya (termasuk juga Tuna Daksa,Tuna Grahita,Tuna Rungu,dll). Autisme sendiri adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak (meliputi gangguan komunikasi,interaksi dan perilaku) dan seringkali gejala awalnya sudah tampak saat anak berusia di bawah 3 tahun. Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Atau lebih tepatnya di Jambi?...
Mampukah kita membayangkan berapa banyak jumlah mereka? Lalu setelah mereka memasuki usia

Penerapan Pendidikan Karakter

Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan Di IndonesiaOleh: Evaluator Sihite,SPt

Saat ini dalam dunia pendidikan sudah mengalami penurunan dalam hal karakter. Oleh karea itu diantisipasi dengan adanya program pemerintah dalam pembelajaran disekolah dalam hal karakter bangsa. Pendidikan karakter adalah upaya dalam rangka membangun karakter (character building) peserta didik untu menjadi lebih baik. Sebab, karakter dan kepribadian peserta didik sangat mudah untuk dibentuk. Secara etimoiogois karakter dapat dimaknai sesuatu yang bersifat pembawan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, ,ataupun spiritual, ataupun perangai.

Generasi Anti Korupsi

GENERASI ANTIKORUPSI, MUNGKINKAH?
Oleh: Syaiful Bahri Lubis

Korupsi adalah sebuah kata yang sangat familiar di telinga bangsa Indonesia. Hampir setiap hari di media cetak ataupun media elektronik kita  temukan  kata ini. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:597), disebutkan bahwa korupsi berarti penyelewengan  atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Berbicara masalah korupsi, saya jadi teringat sebuah buku yang pernah ditulis oleh almarhum Mochtar Lubis yang berjudul Manusia Indonesia. Dalam buku tersebut beliau mengutarakan bahwa salah satu ciri manusia Indonesia adalah senang korupsi atau menipu di samping banyak lagi ciri lain dari manusia Indonesia. Oleh

Guru dan Pembelajaran

GURU DAN PEMBELAJARAN
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd

Ada benarnya jika pendidikan saat ini ibarat mobil tua. Semakin tua banyak masalah. Tidak berbeda dengan kondisi pendidikan saat ini. Seiring dengan perubahan alias memasuki era globalisasi membawa dampak yang besar dalam dunia pendidikan saat ini. Salah satu hal yang sangat penting adalah tuntutan perbaikan pola pendidikan. Dengan kata lain, para pendidik perlu menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang serba cepat dan inovatif. Jika dicermati, perkembangan pendidikan saat ini, mengalami alienasi dari sistem sosial politik. Pendidikan yang seharusnya bertujuan untuk mencapai berdirinya suatu bangsa dalam kenyataannya justru bertentangan dengan tujuan tersebut. Kebijakan dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini dirasakan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Secara nyata, masyarakat mengharapkan bahwa melalui pendidikan ada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Keteladanan dan Pembiasaan

KETELADANAN DAN PEMBIASAAN SEBAGAI DUA PILAR 
KUNCI KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER
OLEH : FERRY, M.Pd.I

Kondisi masyarakat Indonesia yang akhir-akhir ini mengalami berbagai problem bangsa mulai dari tindakan kekerasan antara pendidik terhadap peserta didik, orang tua terhadap anak, majikan terhadap pembantu, suami terhadap isteri, perampokan, penculikan, pemerkosaan, aborsi, korupsi yang merajalela yang melibatkan kepala daerah, politikus, wakil rakyat yang ada di DPR, banyak bermunculan pungutan liar (pungli) merebak di dunia pendidikan saat didengung-dengungkannya pendidikan gratis, dan pelayanan kesehatan pun tidak maksimal bahkan ada yang meninggal karena keterlambatan penanganan akibat tidak adanya jaminan uang bagi pasien atau akibat buruknya birokrasi. Belum lagi tawuran yang melanda para generasi muda di tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi bahkan yang lebih memalukan tawuran antara wakil rakyat yang tidak mencerminkan kedewasaan dalam berpikir. Begitu kompleksnya problem yang

Karakter Kuat Generasi Bermanfaat

 KARAKTER KUAT GENERASI BERMANFAAT
Oleh: Tommy Harry Pandiangan

Seringkali kasus yang paling laten saya hadapi saat mendampingi siswa belajar adalah; jika saya ajukan sebuah pertanyaan untuk menguji sebatas mana penguasaan materi mereka, maka sebagian besar dari siswa-siswa tersebut akan berfikir keras hanya untuk mengingat susunan huruf, titik, koma yang sepersis-persisnya dengan yang ada  di buku pelajaran.
Dan ketika saya pindahkan aplikasi jawaban tersebut kepada bentuk persoalan yang lain, maka mereka pun tidak mengetahui bagaimana mengaplikasikan jawabannya tadi, padahal sebenarnya sederhana saja asalkan mereka mengetahui hakikat konsepnya. Nah!

Implementasi Pendidikan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER 
DI RSBI SDN 47/IV KOTA JAMBI
Nama Penulis : Isnaini. S.Pd

Dalam dunia pendidikan sekarang, marak sekali pengembangan pendidikan yang beracuan pada pengembangan karakter atau yang lebih di kenal pendidikan karakter. Pendidikan karakter sangat erat dan dilatar belakangi oleh keinginan untuk mewujudkan konsensus nasional yang berparadigma Pancasila dan UUD 1945. Konsensus tersebut selanjutnya diperjelas melalui UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”Dengan adanya landasan yang kuat,

Jati Diri Guru

Jati Diri Guru dan Integritas adalah Proses Pendidikan karakter
Oleh: Riska Laily

Sebelum menyampaikan apa yang saya tulis berikut ini, mari kita merenung sama-sama merenung sejenak apakah kita termasuk guru yang seperti ini:

                                          Mengapa Peserta didik jenuh terhadap guru?
Suara anda terlalu datar.
Raut wajah anda tanpa ekspresi
sibuk berada dibelakang meja saat pembelajaran berlangsung.
Baru memulai pembelajaran langsung melakukan ceramah, dan tidak ada pemanasan seperti permainan atau hal yang membuat peserta didik terbuka pikirannya dan menjadi semangat.
Guru miskin gerak, lakukan gerakan bersama agar peserta didik anda menjadi fokus.
Maunya anak langsung bisa menguasai pembelajaran, tanpa mengedepankan unsur kolaborasi antar dalam pembelajaran.

Degradasi Karakter

Degradasi Karakter dalam Pendidikan
Oleh: Meila Rosianika

Tidak asing lagi di telinga kita mengenai pendidikan berkarakter. Di sekolah-sekolah mulai gencar menanamkan karakter dalam setiap perencanaan pembelajaran. Ya, pengawas sekolah yang datang mengawas di sebuah sekolah kerap menanyakan karakter apa yang akan dibangun oleh seorang guru pada setiap kompetensi dasar mata pelajaran. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Jelas dengan dasar hukum seperti itu,

Meretas Masa Depan

MERETAS MASA DEPAN TANPA BATAS BAGI  PENDIDIKAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Oleh: Daumi Rahmatika, S.E

     Menjadi anak berkebutuhan khusus (ABK) bukanlah hambatan untuk menempuh pendidikan demi masa depannya yang lebih baik. Bila semua komponen pendidikan  dan masyarakata turut aktif terlibat. Keterlibatan itu menyangkut kepedulian hingga mendorong untuk meraih cita-cita bagi ABK di negeri ini.
    Berikut seperti yang dialami Aldo: “Ma, sekolah, Ma sekolah,” kata Aldo mengguncang-guncang lengan mamanya dengan kuat  sambil menunjuk sebuah tas  sekolah yang berada di atas meja belajarnya di suatu malam. Memang, sudah satu minggu Aldo tidak pergi ke sekolah, karena masih libur semester. Kegiatan rutin yang biasa dia lakukan itu berubah tidak seperti biasanya akhir-akhir ini.  Jika ucapan itu keluar dari mulut seorang anak berusia 7 tahun, tentu bukan sesuatu yang istimewa.

Butuh Teladan dan Saat Korupsi Menggurita

BUTUH TELA DAN SAAT KORUPSI MENGGURITA
Oleh : Hesti Widayani, S.Pd

    Korupsi di Indonesia sudah membudaya tanpa proses peradilan yang terbuka. Semua pihak yang terkait dengan sebuah kasus korupsi seakan menutup mata dan lepas tangan seolah-olah tanpa terjadi apa-apa. Mereka yang disebut koruptor di negeri ini dapat dipastikan orang-orang terpelajar. Mereka berasal dari kalangan terdidik yang sesungguhnya tahu bahwa korupsi itu perbuatan jelek yang ganjarannya adalah dosa. Sekolah dituntut menjadi model pendidikan anti korupsi. Hal demikian menuntut peran guru untuk mengenalkan dan membumikan pendidikan anti korupsi. Guru dinilai sosok yang paling tepat dalam membentuk anak-anak didik supaya menjadi sumber daya manusia yang bisa memahami dan mengimplimentasikan pendidikan anti korupsi.

Budaya , Pendidikan dan Globalisasi

BUDAYA, PENDIDIKAN DAN GLOBALISASI
Oleh: Muchson Dadik A.

    Kebudayaan, pendidikan dan globalisasi merupakan tiga hal yang mau tidak mau, suka tidak suka pasti akan kita jumpai. Tanpa kita sadari, segala yang tercermin dalam diri kita, baik pola fikir, kebiasaan dan tingkah laku sebagai pribadi dan bermasyarakat, karena adanya kebiasaan-kebiasaan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini akan terus berkembang dan seiring berjalannya waktu, secara terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangn ruang dan waktu. Inilah yang nantinya akan disebut sebagai suatu kebudayaan, sedangkan proses perubahannyalah yang disebut dengan pendidikan.

Budaya Baca di Tengah Perlawanan Televisi

BUDAYA BACA DI TENGAH PERLAWANAN TELEVISI
(KETIKA BUDAYA TELEVISI KIAN MENANAMKAN PARUHNYA)
Oleh: Taufik Hidayat

       Pulau Sumatera di awal pergerakan kebangkitan memiliki peranan yang sangat penting dalam peta perjuangan melawan kolonialisme di negeri ini.  Banyak tokoh-tokoh  muda anti penjajah yang sangat berani secara tegas melakukan perlawanan melalui pergerakan-pergerakan politiknya. Meski tantangan nyawa harus dihadapi walau penjara pengasingan di Boven Digoel, pulau ujung timur Indonesia itu menunggu, mereka sama sekali tak gentar.  Pusat-pusat pergerakan itu  berpusat pada sentra ruang pendidikan yang ada.  Beberapa kota-kota penting, tumbuh menjadi pusat peradaban pendidikan moderen sekaligus basis pergerakan perjuangan rakyat.  Ada  pendidikan ala Eropa yang dibuka oleh Belanda  (semisal MULO, atau sekolah praja), tidak terbatas hanya sekolah yang didirikan bangsa kolonial semata, sekolah-sekolah rakyatpun  tumbuh salah satunya pendidikan moderenis Islam nasional perguruan Tawalib dan Diniyah di Padang Panjang, Bukittinggi, atau beberapa kota lainnya.  Dimana pusat-pusat  pendidikan ini membuka cakrawala alam berfikir anak muda untuk  mengusung Indonesia satu, Indonesia merdeka.

Selasa, 03 Juli 2012

Kritik Sastra


MEMBURU ESTETIKA LEWAT PUISI MATA AIR SURGA
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd

“Puisi, sesungguhnya bukanlah sekadar ekspresi kreatif yang menyampaikan suara hati”, (Taufik Ismail:2006). Puisi juga tidak semata-mata berurusan dengan kreativitas yang hanya menawarkan estetika, namun mencipta puisi dengan sudut pandang yang luas akan memunculkan estetika yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa puisi yang ditulis oleh Aulia Murti.
Buku kumpulan puisi anak  yang berjudul Mata Air Surga merupakan kumpulan puisi yang ditulis Aulia Murti. Setelah membaca puisi-puisi dalam kumpulan Air Mata Surga, Aulia Murti mengungkap peristiwa sebagai ungkapan rasa yang terpendam, dan beberapa puisinya cenderung  mengangkat kondisi kehidupan yang aktual yang saat ini berhubungan dengan  kehidupan dan kecintaan anak-anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Auli Murti mengungkapkan bahasa puisi dengan bahasa yang terang, apa adanya penuh dengan kejujuran.