IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DI RSBI SDN 47/IV KOTA JAMBI
Nama Penulis : Isnaini. S.Pd
Dalam dunia pendidikan sekarang, marak sekali pengembangan pendidikan yang beracuan pada pengembangan karakter atau yang lebih di kenal pendidikan karakter. Pendidikan karakter sangat erat dan dilatar belakangi oleh keinginan untuk mewujudkan konsensus nasional yang berparadigma Pancasila dan UUD 1945. Konsensus tersebut selanjutnya diperjelas melalui UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”Dengan adanya landasan yang kuat,
pendidikan karakter itu pun telah banyak di lakukan di beberapa sekolah termasuk sekolah yang dikategorikan sebagai rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). Salah satu sekolah yang telah mengacu kepada sistem pendidikan karakter salah satunya adalah RSBI SDN 47/1V kota Jambi.
Dalam membangun pendidikan karakter di butuhkan beberapa aspek yang sangat penting bagi pembangunan pendidikan karakter itu sendiri. Salah satu diantara nya adalah lingkungan yang berkarakter. Lingkungan yang berkarakter ialah lingkungan yang dapat mendukung terciptanya nilai nilai karakter seperti cinta tuhan, mandiri, tanggung jawab , jujur, amanah, santun dan sebagainya. Lingkungan sendiri mempunyai peranan yang penting dalam membangun individu di dalam nya. Karakter tidak hanya pemahaman dan pengenalan saja namun juga penerapan dalam kehidupan sehari hari. Salah satu lingkungan yang dapat menumbuhkan karakter adalah lingkungan sekolah. Penanaman nilai karakter di dalam proses pembelajaran yang ada di sekolah, bukanlah hal yang mudah dan instan, karena berdasarkan konsep pendidikan karakter secara mikro, penanaman nilai karakter di dalam proses pembelajaran inilah yang nantinya akan menjadi dasar atau kekuatan utama dalam pembentukan nilai karakter anak didik di sekolah, lebih lanjut lagi ke rumah dan masyarakat nya. Nilai karakter yang telah tertanam dalam diri anak didik melalui proses belajar mengajar, tidak akan melekat kuat dan berkembang dengan baik tanpa adanya pembelajaran yang bertahap, pengulangan yang terus-menerus, pembiasaan dalam penerapan, dan penguatan nilai karakter tersebut. Adapun program program pada tahapan lingkungan berkarakter yang bertujuan guna menanam nilai karakter pada anak didik di lingkungan sekolah yang telah di laksanakan di RSBI SDN 47/IV Kota jambi adalah sebagai berikut:
Setiap pagi guru menyambut dengan ramah anak didik dan bersalam-salaman di depan gerbang sekolah.
Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, serta mensosialisasikan 2 jenis tempat sampah (organik dan non organik) yang tidak henti hentinya kepada seluruh anak didik.
Bersalaman dan mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain
Pembiasaan mengajarkan anak didik untuk selalu menggunakan pola 3S (salam, senyum dan sapa)
Membudidayakan rasa malu kalau menyontek
Membebaskan sekolah dari asap rokok
Menerapkan nilai kejujuran, religius, peduli sosial, serta tanggung jawab melalui program kotak kejujuran (semua barang yang di temukan di lingkungan sekolah dapat diletakkan nya ke dalam kotak tsb).
Sholat zuhur berjamaah di musholla sekolah
Menumbuh kembangkan nilai kejujuran, tanggung jawab dalam program kantin kejujuran
Menerapkan nilai – nilai religius, toleransi, peduli sosial dalam kunjungan ke panti Asuhan dan Panti Jompo setiap bulan Ramadhan
Menjadwalkan kunjungan setiap kelas ke perpustakaan guna menumbuhkan nilai gemar membaca, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab
Pembiasaan datang lebih awal sehingga malu datang terlambat
Berbusana muslim setiap hari Jumat
Pada hari tertentu setiap 2 kali dalam seminggu, sebelum masuk ke kelas anak didik berbaris rapi di halaman, mengikuti quis dalam bahasa inggris atau bahasa mandarin.
Setiap hari Jumat pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut dan lain -lain)
Turut peduli / bela sungkawa apabila terjadi musibah di keluarga besar SD 47 (Orangtua, guru dan siswa)
Dengan demikian, adanya berbagai upaya pembiasaan diatas yang telah dilakukan RSBI SDN 47/1V Kota jambi, nilai karakter yang telah tertanam dalam diri anak diharapkan akan melekat kuat dan berkembang dengan baik secara bertahap, melalui proses penerapan sehari2 secara kontinu (terus menerus). Pembelajaran nilai-nilai karakter pun tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi juga dapat menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan anak sehari-hari di masyarakat.
Selain lingkungan yang berkarakter, yang tak kalah pentingnya adalah tenaga pendidik (guru) yang berkarakter. Upaya implementasi pendidikan karakter di sekolah, tentu tidak lepas dari peran guru. Berdasarkan kajian teoritis maupun empiris diyakini bahwa keberhasilan pendidikan karakter salah satunya diwarnai oleh faktor guru itu sendiri. Menurut Dr. Uhar Suharsaputra, dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Berkarakter”, guru berkarakter adalah orang yang siap untuk terus menerus meninjau arah hidup dan kehidupannya serta menjadikan profesi guru sebagai suatu kesadaran akan panggilan hidup. Guru berkarakter senantiasa berusaha dan berjuang mengembangkan aneka potensi kecerdasan yang dimilikinya. Guru Berkarakter sesungguhnya bukanlah sesuatu yang bersifat to be or not to be, melainkan a process of becoming. Kata kata “process of becoming inilah yang kemudian di kembangkan dan di serap oleh tenaga pendidik di RSBI SDN 47/1V Kota Jambi. Guru adalah pelayan anak didik yang bertugas untuk mengantarnya pada masa depan yang lebih baik dalam hidup dan kehidupan, dalam ketidakpastian masa depan yang mungkin sedikit dapat dipastikan. Kesadaran dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan anak didik sebagai suatu keseluruhan akan menumbuhkan perhatian (concern), rasa peduli (caring), rasa berbagi (sharing), dan kebaikan yang tulus (kindness). Pengintegrasian nilai – nilai karakter dalam setiap mata pelajaran. Ada beberapa program pendidikan karakter yang telah dilaksanakan di antaranya meenggunakan metode atau model pembelajaran yang memunculkan nilai - nilai karakter, Silabus dan rencana pembelajaran yang memuat nilai – nilai karakter, dll.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya, tenaga pendidik di RSBI SDN 47/1V Kota jambi tampil dengan nilai karakter tanggung jawab, baik dari segi pakaian, perkataan dan sikap atau tingkah laku. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung proses penanaman nilai karakter tanggung jawab di dalam diri anak. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru menampilkan nilai karakter yang baik, yaitu menggunakan bahasa yang baik dalam menyampaikan materi pembelajaran, serta mengekspresikan wajah yang tenang penuh senyum, tawa atau sesuai dengan ekspresi yang dibutuhkan pada saat penyampaian, menggunakan sentuhan lembut kepada anak saat menuntun anak belajar, memanggil anak dengan nama-nama yang mereka gemari. Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab guru di RSBI SDN 47/IV Kota Jambi adalah ingin memberikan tambahan jam pelajaran untuk anak yang belum menguasai materi pelajaran pada hari pembelajaran tersebut di langsungkan.
Nilai karakter yang ditampilkan oleh guru, tentu saja akan dijadikan contoh langsung oleh anak dalam menemukan nilai karakter yang ada dalam pembelajaran. Ketika guru mengharapkan munculnya nilai sabar dalam diri anak, maka sudah sepantasnya nilai itu telah melekat terlebih dahulu dalam diri kita. Dengan mencontohkan nilai karakter, penanaman nilai karakter kepada anak akan menjadi lebih mudah, karena ketika materi pembelajaran belum mampu memunculkan nilai karakter pada diri anak, maka nilai karakter yang dimiliki guru akan mampu memancing munculnya nilai karakter tersebut.
Tenaga pendidik /guru yang berada di ruang lingkup RSBI SDN 47/IV pun belajar memahami setiap karakter dasar yang dimiliki anak. Karakter tiap anak berbeda, begitu juga pendekatan yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan pengalaman yang ada di lapangan, ada beberapa karakter dasar anak yang ditemui, yaitu; pendiam, pasif, aktif, pemalu, susah berbicara, terlalu banyak bicara, selalu ingin tahu, dan usil. Di RSBI SDN 47/IV Kota jambi, karakter dasar anak didik tersebut justru malah dijadikan tantangan bagi guru untuk menemukan metode pedekatan yang tepat guna serta efektif dalam rangka menunjang proses belajar. Salah satu contoh nyata metode salah seorang guru kelas I adalah ketika ada beberapa murid yang tergolong aktif selalu ingin tahu dan juga usil yang selalu berkeliling keliling kelas sehingga membuat suasana belajar dikelas menjadi kurang kondusif. Kemudian, sang guru pun menerapkan cara agar siswa siswi tersebut kembali ke tempat duduknya. Guru mulai berhitung dengan menggunakan bahasa inggris di mulai dengan “one sampai ten”. Jika ada anak yang belum duduk di tempat duduknya dalam hitungan ten maka teman nya akan berteriak sebuah yel yel ceria. Sebagai contoh Andi telat duduk ke tempat duduknya setelah hitungan ke ten. Maka teman sekelas nya akan beryel yel sebagai berikut :”Sorakin Andi hu..sekali lagi..hu…mana orang nya tuh…jagoan neon..weks” yel yel ini terbukti setelah sekian lama mampu menumbuhkan pembiasaan kepada siswa. Ada beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebab kenapa siswa merasa malu jika dirinya mendapat yel yel tersebut dan diantaranya adalah ketika siswa itu di anggap tidak cepat atau tidak dapat menjalankan instruksi/perintah dengan baik. Sehingga karakter malu karena salah pun menjadi pembiasaaan yang baik bagi siswa yang ada di RSBI SDN 47/IV Kota Jambi.
Selain itu, guru juga harus mampu meramu anggota kelompok belajar menjadi kelompok yang heterogen, sehingga mampu memunculkan banyak nilai karakter di dalamnya, diantaranya komunikasi, kerja sama, saling menghargai, menghargai pendapat dan peduli sesama. Selain itu dengan pengorganisasian kelompok yang tepat, maka model dan metode pembelajaran akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Salah satu contoh yang dilakukan guru kelas I di RSBI SDN 47/IV Kota jambi dalam pengorganisasian kelompok adalah memulai dengan permainan dalam mata pelajaran matematika. Ada beberapa soal yang tersebar di papan tulis, kemudian anak anak didik di kelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen yang masing-masing terdiri 5-6 orang. Kelompok tersebut akan memilih nama untuk kelompoknya sendiri berdasarkan nama binatang lucu favorit mereka. Salah satu contoh, mereka akan menamakan kelompok mereka dengan kelompok kelinci. Mereka akan bekerjasama memilih bapak dan induk kelinci yang mereka anggap yang paling menguasai pelajaran dan sisanya mereka menamakan nya sebagai anak anak kelinci. Kelompok kelinci itu pun akan berdiskusi soal mana yang mereka anggap mudah kemudian berbaris maju satu persatu ke depan papan tulis dan menjawab pertanyaan matematika(penjumlahan dan pengurangan) yang ada di papan tulis tersebut. Bahkan ketika permainan usai, ada anak yang menanyakan “kapan kita belajar?”. Tanpa sadar, mereka terlalu asyik dan gembira dengan permainan tersebut sehingga mereka tidak sadar bahwa materi permainan itu adalah materi pembelajaran untuk hari tersebut. Dengan kata lain, adanya permainan seperti ini dalam pembelajaran matematika anak anak akan mempunyai karakter yang riang, mampu bekerja sama dan saling menghargai serta aspek kognitif yang baik. Guru juga dapat mengubah ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik dengan cara menjadikan kelas sebagai arena permainan belajar yang menarik, sehingga anak anak akan berusaha bersikap disiplin, patuh dan mendengarkan agar proses pembelajaran segera berlangsung, karena mereka tertarik dengan permainan belajar yang akan dilakukan.
Dengan ini kita bisa mengetahui bahwasanya butuh waktu dan komitmen untuk menjadikan pribadi yang berkarakter. Karakter tidak dapat dibentuk dengan cara mudah dan murah. Dengan mengalami ujian dan penderitaan jiwa karakter dikuatkan,visi dijernihkan dan sukses di raih –hellen keller. Berdasarkan uraian diatas,dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan Karakter juga dapat diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Karakter yang kuat pada akhirnya berperan optimal di setiap interaksi sosial sehingga individu yang berkarakter kuat akan memberikan sumbangsih baik moril ataupun spiritual yang berguna bagi sekitarnya. Hasil pendidikan karakter itu sendiri pada anak tidak akan terlihat seketika, tetapi membutuhkan waktu dan akan terlihat adanya hubungan yang baik dengan tuhan, sesama dan lingkungan.
BIODATA PENULIS
Nama : Isnaini. S.Pd, lahir di Jambi,17 April 1987, alamat :Jl.Teuku Sulaiman No. 09 Pakuan Baru
Agama :Islam
No.telp/HP :085266136072
Alamat email :isnaini.prilawati@gmail.com
Latar belakang pendidikan :
1993-1999 SD N 188/IV Kota Jambi
1999-2002 SMP N II Kota Jambi
2002-2005 SMA N Sariputra Kota Jambi
2005-2010 FKIP Universitas jambi
Pengalaman Bekerja
2006-2010 bekerja sebagai guru privat bahasa inggris
2010 bekerja sebagai pengajar bahasa inggris di SMP/SMA El-Mundo Jambi
2010-2011 bekerja sebagai trainer di PT. Bakrie Sumatra Plantation
2010-2011 bekerja sebagai pengajar di E-Plus Course
2011- sekarang bekerja sebagai pengajar di Galileo Course
2011- sekarang bekerja sebagai pengajar di RSBI SDN 47/1V Kota Jambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar